Rabu, 04 Juli 2018

Sikap Pria yang Misoginis Tidak Akan Pernah Menghargai Wanita

Tags


Pressiwa.com - Pernahkah kalian mendengar tentang seorang pria yang dicap misoginis? Mungkin banyak dari kalian yang masih belum mengetahui sindrom ini. Padahal, tanpa kalian sadari mungkin pria yang mengalami sindrom misoginis ini ada banyak di sekitarmul lho. Pressiwa istitut berhasil melakukan riset pria misoginis sebagai berikut.

Apa Itu Sindrom Misoginis?

Misoginis adalah sindrom kebencian yang dialami pria pada wanita. Misoginis juga digambarkan sebagai perilaku pria yang membenci, memandang rendah, dan mendiskriminasi wanita. Biasanya, pria yang memiliki perilaku seperti ini akan memasang sikap pura-pura pro-perempuan, namun secara diam-diam akan berupaya “menyakiti” wanita, lalu bahagia sambil kejengkang puas dirasakannya.
Apa Ciri-Ciri Pria Misoginis?

Simak ciri-ciri pria misoginis berikut ini:
Pertama, Pria misoginis akan menargetkan wanita mana yang akan ia lampiaskan kebenciannya. Ia akan bersikap baik, menyenangkan, ramah, dan penuh kasih terhadap wanita tersebut. Intinya ia akan menunjukan sikap baik untuk berlaku jahat selanjutnya. Setelah wanita incarannya sudah berada dalam cengkramnya, baru ia akan bertindak kasar, semena-mena, dan tidak segan-segan menyakiti wanita tersebut.

Kedua, Ketika bersama wanita, penderita akan mengeluarkan perilaku yang sombong bin songong tak karu-karuan, mereka mengontrol semua kendali, dan egois pastinya. Pria yang mengalami sindrom ini, akan sangat memiliki rasa kompetitif (persaingan), apalagi kalau wanitanya memiliki suatu tingkat kemampuan yang berada di atasnya, ia pasti akan merasa sangat terancam.


Ketiga, Ciri pria misoginis yang paling mudah ditebak adalah suka mengolok dan mengejek wanita dengan bahasa yang vulgar. Pastinya bertujuan menyakiti perasaan hati wanita sedalam-dalamnya. Jika wanita tersinggung atau menangis akibat ucapannya, ia akan senang dan merasa menang atas dirinya. Tidak peduli seberapa sakit diri wanita, ia akan terus mengolok-olok tanpa mau memperdulikannya.

Keempat, Secara seksual, pria ini akan mengambil alih bagaimana seks dijalani. Yang penting ia terpuaskan, dan tidak peduli wanitanya merasakan hal serupa atau tidak. Pria yang mengalami sindrom misoginis cenderung berpikir, bahwa wanita adalah objek seks dan selalu satu tingkat di bawah pria derajatnya. Tak jarang, banyak juga pria misoginis yang memandang wanita dengan tidak berharga, mereka akan merendahkan, memperlakukan seenaknya dibarengi dengan rasa benci pada sosok wanita.

Apa yang Menyebabkan Pria Berperilaku Misoginis?

Begini, asal muasal perilaku misoginis terjadi pada seorang pria disebabkan oleh dua hal, yaitu kultural dan masa lalu atau lingkungan yang ia jalani.
Dari faktor kultural, sejak jauh berabad-abad lalu, pria dituntut untuk selalu berada di tingkat yang lebih tinggi jajarannya daripada wanita. Istilahnya budaya patriarki.
Hak dan keuntungan pria lebih besar, pria dianggap memiliki kekuatan fisik dan kecerdasan yang dianggap lebih daripada wanita, atau anggapan tentang peran wanita yang katanya harus fokus di dapur dan di ranjang saja. Menjadi perempuan, hanya akan dianggap menjadi lemah oleh pria yang mengalami sindrom membenci wanita ini.
Nah, kalau pria misoginis ini menemukan wanita yang ia rasa lebih punya kekuatan, kepintaran, dan segala hal yang lebih dari yang dimilikinya, ia akan merasa takut, lemah dan takut dibenci juga oleh orang lain. Intinya, takut kehilangan hak dasar yang sebelumnya ia pikir hanya akan dimiliki oleh pria.
Sedangkan dari faktor masa lalu, ini bisa terjadi jika ada torehan trauma pada pria penderita sindrom ini akan membuat pria mengubah pandangan dan perilakunya terhadap wanita. Sosok yang memberikan rasa trauma ini, bisa jadi dilakukan oleh wanita yang sangat ia percayai sebelumnya. Sikap tidak mengenakkan di masa lalu itu akan memberikan bekas rasa emosi, rasa luka dan dendam pada wanita yang akhirnya berubah menjadi perilaku tetap yang ia akan jalani.
Lalu, Bagaimana Solusi untuk Menyembuhkan Sikap Pria yang Misoginis?

Solusinya tidak bisa ditemukan dan ditemukan dalam jangka waktu yang cepat. Untuk mengakhiri sindrom kebencian para wanita ini, dibutuhkan perubahan budaya yang telah mengakar dalam dan jauh sebelum sindrom ini diteliti. Berikan evaluasi dan wawasan bagi masyarakat untuk mencegah kebencian pada sosok wanita.
Promosikan terus kesetaraan gender, upaya untuk melepas kasus penindasan dan kekerasan terhadap kaum perempuan. Begitulah bosquuu sekelumit penjelasan mengenai pria yang bersikap misoginis. Jangan pernah dekat dengan pria misoginis ya. Atittttt tauuuu hehe.
Penulis Lutfi Aminuddin
Pemimpin Redaksi Pressiwa


EmoticonEmoticon