Pressiwa.com - Pernahkah kalian mendengar tentang seorang pria yang dicap misoginis? Mungkin banyak dari kalian yang masih belum mengetahui sindrom ini. Padahal, tanpa kalian sadari mungkin pria yang mengalami sindrom misoginis ini ada banyak di sekitarmul lho. Pressiwa istitut berhasil melakukan riset pria misoginis sebagai berikut.
Apa Itu Sindrom Misoginis?
Misoginis adalah sindrom kebencian yang dialami pria pada wanita.
Misoginis juga digambarkan sebagai perilaku pria yang membenci, memandang
rendah, dan mendiskriminasi wanita. Biasanya, pria yang memiliki perilaku
seperti ini akan memasang sikap pura-pura pro-perempuan, namun secara diam-diam
akan berupaya “menyakiti” wanita, lalu bahagia sambil kejengkang puas
dirasakannya.
Apa Ciri-Ciri Pria Misoginis?
Simak ciri-ciri pria misoginis berikut ini:
Pertama, Pria misoginis akan menargetkan wanita
mana yang akan ia lampiaskan kebenciannya. Ia akan bersikap baik, menyenangkan,
ramah, dan penuh kasih terhadap wanita tersebut. Intinya ia akan menunjukan
sikap baik untuk berlaku jahat selanjutnya. Setelah wanita incarannya sudah
berada dalam cengkramnya, baru ia akan bertindak kasar, semena-mena, dan tidak
segan-segan menyakiti wanita tersebut.
Kedua, Ketika bersama wanita, penderita akan mengeluarkan
perilaku yang sombong bin songong tak karu-karuan, mereka mengontrol semua
kendali, dan egois pastinya. Pria yang mengalami sindrom ini, akan sangat
memiliki rasa kompetitif (persaingan), apalagi kalau wanitanya memiliki suatu
tingkat kemampuan yang berada di atasnya, ia pasti akan merasa sangat terancam.
Ketiga, Ciri pria misoginis yang paling mudah ditebak adalah
suka mengolok dan mengejek wanita dengan bahasa yang vulgar. Pastinya bertujuan
menyakiti perasaan hati wanita sedalam-dalamnya. Jika wanita tersinggung atau
menangis akibat ucapannya, ia akan senang dan merasa menang atas dirinya. Tidak
peduli seberapa sakit diri wanita, ia akan terus mengolok-olok tanpa mau
memperdulikannya.
Keempat, Secara seksual, pria ini akan
mengambil alih bagaimana seks dijalani. Yang penting ia terpuaskan,
dan tidak peduli wanitanya merasakan hal serupa atau tidak. Pria yang mengalami
sindrom misoginis cenderung berpikir, bahwa wanita adalah objek seks dan selalu
satu tingkat di bawah pria derajatnya. Tak jarang, banyak juga pria misoginis
yang memandang wanita dengan tidak berharga, mereka akan merendahkan,
memperlakukan seenaknya dibarengi dengan rasa benci pada sosok wanita.
Apa yang Menyebabkan Pria Berperilaku Misoginis?
Begini, asal muasal perilaku misoginis terjadi pada seorang pria
disebabkan oleh dua hal, yaitu kultural dan masa lalu atau lingkungan yang ia
jalani.
Dari faktor kultural, sejak jauh berabad-abad lalu, pria
dituntut untuk selalu berada di tingkat yang lebih tinggi jajarannya
daripada wanita. Istilahnya budaya patriarki.
Hak dan keuntungan pria lebih
besar, pria dianggap memiliki kekuatan fisik dan kecerdasan yang dianggap
lebih daripada wanita, atau anggapan tentang peran wanita yang katanya
harus fokus di dapur dan di ranjang saja. Menjadi perempuan, hanya akan
dianggap menjadi lemah oleh pria yang mengalami sindrom membenci wanita ini.
Nah, kalau pria misoginis ini menemukan wanita yang ia rasa lebih punya
kekuatan, kepintaran, dan segala hal yang lebih dari yang dimilikinya, ia akan
merasa takut, lemah dan takut dibenci juga oleh orang lain. Intinya, takut
kehilangan hak dasar yang sebelumnya ia pikir hanya akan dimiliki oleh pria.
Sedangkan dari faktor masa lalu, ini bisa terjadi jika ada torehan trauma pada
pria penderita sindrom ini akan membuat pria mengubah pandangan dan perilakunya
terhadap wanita. Sosok yang memberikan rasa trauma ini, bisa jadi dilakukan
oleh wanita yang sangat ia percayai sebelumnya. Sikap tidak mengenakkan di masa
lalu itu akan memberikan bekas rasa emosi, rasa luka dan dendam pada wanita
yang akhirnya berubah menjadi perilaku tetap yang ia akan jalani.
Lalu, Bagaimana Solusi untuk Menyembuhkan Sikap Pria yang Misoginis?
Solusinya tidak bisa ditemukan dan ditemukan dalam jangka waktu yang cepat.
Untuk mengakhiri sindrom kebencian para wanita ini, dibutuhkan perubahan budaya
yang telah mengakar dalam dan jauh sebelum sindrom ini diteliti. Berikan
evaluasi dan wawasan bagi masyarakat untuk mencegah kebencian pada sosok
wanita.
Promosikan terus kesetaraan gender, upaya untuk melepas kasus penindasan
dan kekerasan terhadap kaum perempuan. Begitulah bosquuu sekelumit penjelasan
mengenai pria yang bersikap misoginis. Jangan pernah dekat dengan pria
misoginis ya. Atittttt tauuuu hehe.
Penulis Lutfi Aminuddin
Pemimpin Redaksi Pressiwa
EmoticonEmoticon