via pinteres |
Pressiwa.com - Jadi begini,
tiap 2 minggu sekali ada pengajian khusus kitab Washoya al-Aba' li al-Abna'
pondok pesantren Darul Salam, yang ikut ya para ibu – ibu dan bapak – bapak. Kebetulan
beberapa minggu ini saya ikutan nyempil juga, ikut kajian kitab Washoya. Karena
kebetulan gurunya dosen favoritku saat semester dua di IAIN Surakarta. Kitab ini membahas tentang
pesan-pesan seorang ayah kepada putra-putrinya.
Sang muallif (penulis
kitab), faham betul bahwa kesuksesan mendidik anak terletak pada bagaimana cara
sang Ayah membimbing putra-putrinya. Berarti,
dalam mendidik anak tidak dibebankan kepada ibu saja. Justru menurut penulis,
ayah adalah yang paling bertanggung jawab pada masa depan anak, karakter anak,
kecerdasan anak, kebergunaan anak di dalam masyarakat , dan akhlak anak
tergantung cara mendidik bapaknya seperti apa.
Sebetulnya tidak ada
bahasan khusus tentang adab menyusui dalam kitab tersebut. Hanya saja guru kami
yang menerangkan kitab tersebut, senantiasa mengaitkan segala sesuatu hal
berkaitan dengan cara membangun karakter dan akhlak dalam pembahasan kitab.
Tepatnya guru kami
sampai pada penjelasan tentang kewajiban suami mendidik istri agar menjadi ibu
yang baik. Salah satunya dengan cara mengingatkan istri, jika istri sedang
marah kepada anak entah karna kesal atau anak rewel untuk tidak mengucapkan
hal-hal yang buruk kepada anak.
Jika istri hampir
melontarkan kalimat buruk maka sesegera suami ini harus memeluk istrinya,
mengajaknya ke kamar dan meredakan amarah istri. Entah bagaimana caranya
pembaca Pressiwa pasti bisa membayangkan sendiri lha, hehe..
Selain itu, suami
bertugas untuk mengingatkan istri agar tidak memiliki hati yang buruk, terutama
jika masih dalam masa menyusui, karna karakter ibu akan diturunkan ke anaknya
pada saat menyusui. Contohnya: ketika sedang menggosip dengan tetangga dan anak
menangis minta disusui lalu disusuilah anak tersebut, maka jangan heran jika
dewasa kelak anaknya tumbuh dengan karakter suka menggunjing orang lain,
naudzubillah.
Lalu guru kami
meneruskan penjelasannya bahwa jika seorang ibu akan menyusui usahakan dalam
keadaan suci dari hadast, kecuali saat nifas atau haid. Terutama jika seorang
istri telah selesai berhubungan dengan suami hendaklah segera bersuci karna
anak yang disusui dalam keadaan ibunya sedang junub maka akan menjadikan anak bandel
kelak, naudzubillah.
Ketika menyusui
disunahkan berdoa sebelum menyusui, doanya adalah basmallah, atau
"subhaanaka laa 'ilma lanaa illa maa 'allamtanaa innaka antal aziizul
hakiim" sebanyak 3x. Doa ini adalah amalan khusus agar anak yang disusui
kelak menjadi anak cerdas dan memiliki ilmu laduni (kemudahan dalam belajar).
Kemudian ketika anak menyusu hendaklah senantiasa membacakan fatihah lalu ditiupkan
pada dada dan ubun-ubunnya. Doa ini bisa diamalkan juga untuk ayah yang
menimang anaknya.
Rangkuman dari
berbagai penjelasan atas kajian Kitab Washoya yang saya dapatkan kira - kira sebagai berikut, adab menyusui;
1. Bersuci sebelum
menyusui dan ketika berwudlu sertakan niat untuk mensucikan hati putra-putri
kita (dosenku KH. Dr. Qomaruddin mengatakan orang tua yang mengamalkan hal ini
insya Allah anaknya kelak jadi orang yang baik.
2. Ketika menyusui, kondisi psikologis yang menyusui harus dalam keadaan tenang.
3. Dukungan suami baik materil maupun formil, sangat berpengaruh dalam kesuksesan program menyusui.
4. Mengucapkan basmalah "bismillahirrahmaanirrahiim"
5. Membaca fatihah tidak terbatas, boleh sekali saja atau dibaca selama anak menyusui lalu ditiupkan ke dada dan ubun-ubun anak
4. Mengucapkan basmalah "bismillahirrahmaanirrahiim"
5. Membaca fatihah tidak terbatas, boleh sekali saja atau dibaca selama anak menyusui lalu ditiupkan ke dada dan ubun-ubun anak
Anak yang dididik
dengan kasih sayang dan doa kedua orang tuanya, kelak menjadi
anak yang alim, penuh dengak kepedulian, cerdas, mampu berperan besar di dalam
masyarakat, dan berakhlak mulia.. Aamiin..
Agfi |
EmoticonEmoticon