Pressiwa.com - Memperhatikan jadwal-jadwal
SBMPTN tahun ini dan tahun sebelumnya, Pressiwa menemukan sebuah fakta
mencengangkan: ia selalu digelar di hari yang sama, yaitu hari Selasa.
Tahun ini, SBMPTN kembali digelar. Lebih dari 800 ribu peserta sudah mendaftar SBMPTN, dan tepat hari ini adalah hari pengumuman kelulusan. Ya, SBMPTN, alias Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri, adalah jalur masuk ke PTN yang populer diikuti
banyak siswa di setiap tahunnya. Tercatat, untuk tahun 2018, seluruh peserta
bakal berebut kursi dari 85 PTN yang bisa dipilih.
Diidolakannya SBMPTN sebagai gerbang masuk ke PTN rupanya tidak
diikuti dengan proses-proses mengenal SBMPTN lebih jauh. Padahal, memperhatikan
jadwal-jadwal SBMPTN tahun ini dan tahun sebelumnya, Mojok Institute menemukan
sebuah fakta mencengangkan. Hmm, apakah itu?
Fakta menarik SBMPTN ini bisa dilihat dari hari digelarnya ujian
itu sendiri. Tahun 2018 ini, SBMPTN digelar pada hari Selasa, 8 Mei 2018. Tahun
lalu, SBMPTN diadakan pada hari Selasa, 16 Mei 2017. Dua tahun sebelum 2018,
SBMPTN PBT dilaksanakan pada hari Selasa, 31 Mei 2016.
Lihat persamaannya? Yhaaa, SBMPTN umumnya diadakan di hari
Selasa!!!
Kenapa harus hari Selasa? Ada apa dengan hari Selasa? Apakah
sebenarnya SBMPTN adalah singkatan dari Selasa Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri? Padahal, tahukah kamu: menurut kepercayaan di Jawa, hari Selasa
tidaklah melulu positif!!!
*jeng jeng jeng*
Coba deh sekarang kamu tengok bus-bus yang berlalu lalang,
khususnya di Jawa: sepi, kan? Hampa? Hampir kosong? Tak seramai biasanya?
Berdebu? Menyedihkan? Jom—eh, itu sih hatimu, ya? Xixi~
Ya, pokoknya, itulah implementasi mitos yang beredar luas.
Disebutkan, hari Selasa bukanlah hari baik untuk kita bepergian ke luar rumah.
Bahkan, Selasa juga disebut dengan ungkapan selo-selone menungso, a.k.a sesantai-santainya
manusia.
[!!!!!!!!!!!!!!!!!111!!!!!!!]
Apa artinya ini? Kalau lebih baik tidak bepergian, kenapa SBMPTN
diadakan di hari ini? Apakah ini sebuah
konspirasi agar saingan-saingan dalam SBMPTN berkurang drastis? Atau
malah, Selasa dipilih untuk meningkatkan kembali penggunaan transportasi umum
yang sepi di hari ini?
Ternyata oh ternyata, pemilihan hari Selasa sebagai hari ujian
SBMPTN tidak dilakukan dengan seenaknya, melainkan dengan pertimbangan berikut:
Pertama, hari Senin erat
kaitannya dengan upacara bendera. Sekolah-sekolah yang berada di pinggir jalan
biasanya akan mengerahkan satpam-satpamnya untuk menyetop pengguna jalan saat
mereka sedang mengibarkan bendera, untuk ikut menghormati Sang Merah Putih. Ini
merupakan hal yang baik, tapi kalau kamu lagi buru-buru mau ikut SBMPTN, kamu
bisa jadi telat.
Kedua, hari Rabu dianggap
sebagai hari pertengahan minggu dengan semangat belajar/bekerja cenderung
menurun.
Ketiga, hari Kamis adalah hari
terbitnya Majalah Bobo yang
berjasa pada masa kecil 87,45% orang Indonesia sehingga pantas dijadikan Hari
Tanpa SBMPTN Nasional.
Keempat, hari Jumat adalah hari
di mana para pria akan bertambah ganteng setelah menunaikan salat Jumat. Dengan
demikian, untuk merayakan kegantengan itu, alangkah baiknya jika mereka tidak
dipaksa mikirin rumus-rumus akuntansi ataupun reaksi senyawa kimia yang mumeti.
Terakhir, hari Sabtu dan Minggu… kau
bersamaku~ Karena Sabtu, Minggu… aku untukmu~ (NP: Sandy Canester – Sabtu
Minggu).
Di luar pertimbangan-pertimbangan tadi, ada beberapa pihak yang
menyebutkan hari Selasa adalah hari paling produktif sepanjang minggu,
sekaligus hari keberuntungan.
Tapi yang tak kalah penting….
….hari Selasa adalah hari
kelahiran saya juga sih.
EmoticonEmoticon