Minggu, 10 Juni 2018

Mari Bersama Berkhidmat Menebar Manfaat di Bulan Ramadhan

Tags




Pressiwa.com - Berproses terhadap segala hal adalah pasti bagi yang menyadari, tapi aku kira semua orang pasti pernah berproses entah dia mau menyadarinya atau tidak. Kau tak akan mungkin mendapatkan dan menjadi yang diharapkan tanpa kau berproses. Jika pernah mendapati seseorang yang sukses bersama pencapaiannya  dalam waktu singkat dengan jurus sim salabim andalan, pernahkah menjumpainya masih bersama kesuksesan dalam kurun waktu yang lama ? aku sih belum pernah yah. Jadi belum bisa memberi contoh untuk dijadikan motivasi menyulap kesuksesan.

Menjadi daiyah sempat menjadi sebuah wacana belaka seperti kala kita mengadakan buka bersama dengan teman SD, SMP, SMA, Kuliah dan akhirnya begitulah. Aku sangat mendambakan diri untuk menjadi seorang daiyah sejak jaman SMA dulu, ketakutan dan pemikiran negatif pun selalu menghantui yang akhirnya membuatku pesimis tidak ada gerakan keyakinan untuk sekali saja melangkah karna satu dan lain hal.

Rotasi kehidupan terus berputar sampai kini hidupku sudah berkecimpung dalam sebuah ikatan. Ya kau harus tau dan harus terikat juga bersamaku dalam Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama. Kecintaanku terhadap ikatan ini telah banyak menuai hasil yang tak disangka. Salah satunya perihal daiyah.

Menghiasi ramadhan dengan “daiyah fun camp” kegiatan perdana yang diagendakan oleh pimpinan pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama pada tahun 2018 yang bertempat di Masjid Hasyim Asy’ari Jakarta Barat. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 - 27 mei 2018 dan di ikuti oleh 30 peserta kader IPPNU seindonesia yang telah melalui tahap seleksi. Alhamdulillah aku menjadi salah satunya sebagai peserta dari Pimpinan Cabang Pemalang. 

Menjadi bagian dari 30 peserta seindonesia bukanlah hal yang mudah. Aku tidak akan pernah mendaftarkan diriku terhadap suatu hal jika tekad keyakinanku belum 100 %. Saat itu keyakinan untuk mendaftarkan diri sebagai peserta baru 99 %. Belum pernah menekuni apalagi berpengalaman mengenai daiyah tidak ada sama sekali pada diriku dan itulah 1 % yang membuatku ragu untuk mendaftar. 

Aku berfikir bahwa aku tidak akan pernah bisa maju jika terlalu merendahkan diri belum bisa ini dan itu. Bagaimana aku bisa mendapatkan yang aku mau jika meyakini diri sendiri saja tidak berani. Sejak itulah aku berproses memberanikan diri untuk mencoba dan berlatih. Sampai jadilah sebuah video ceramah 5 menit lebih untuk di kirimkan sebagai syarat menjadi peserta.

Kegiatan daiyah fun camp berlangsung, betapa beruntungnya aku mendahului mereka yang lebih sepuh ber IPPNU tapi belum disempatkan menginjakkan kaki di masjid megah Hasyim Asyari Jakarta Barat dan bertatap langsung dengan ketua umum PP IPPNU Rekanita Puti Hasni juga ketua Umum PBNU K. H. Said Aqil Siraj serta orang - orang hebat NU yang terlibat didalamnya.

Harus membayar mahal untuk bisa bertemu orang - orang hebat yang saat itu menjadi motivator dan pemateri seperti H. Sulthonul Latif, Ibu Margaret, Gus Abdul Wahab, Gus Nur Hayid, dan Ibu Hj Dewi Ani Endriyanti jika tidak di IPPNU. Semua materi tersampaikan dan tiba saatnya penilaian. Bukan aku yang menjadi kebanggaan Indonesia menjadi daiyah terbaik dari 30 peserta. Aku tetap bangga meski jika tidak ada satupun yang membanggakan, aku bangga menjadi bagian dari mereka, aku bangga telah berproses ditingkat nasional. Aku bangga ber IPPNU bersama kalian.

Aku, kamu, dan mereka telah dijatahkan masa berhasil masing - masing. Jika hari ini mereka yang berhasil itulah jatah masa berhasil mereka. Jangan biarkan mereka membuat kita tergesa untuk berhasil dimasa mereka karna itu tidak akan mungkin. Percayalah mungkin mereka telah lebih dulu berproses sehingga mereka pantas mendapatkan. Dan hari ini adalah masa berproses kita. Dimanapun kita berada kita harus menjadi bagian penting ditempat tersebut meski hanya terlibat dalam lembaga tanpa melihat kedudukan.

Dengan begitu akan memudahkan kita menebarkan manfaat sebagai milenial zaman now yang disesuaikan dengan kadar dakwah aswaja. Sehingga kita tidak akan terkalahkan oleh mereka yang menyebarkan ajaran entah berdasarkan pada apa. Mari bersama berkhidmat menebar manfaat. Semoga bermanfaat.




















Penulis : Kristi Indriyanti 
Duta Pelajar Putri NU Pemalang 
Pengurus IPPNU Kecamatan Petarukan
Ketua IPPNU Desa Kendalsari
Mahasiswa Perawat S1 Universitas Pekalongan


EmoticonEmoticon